ANALISIS TERPADU I
( SMK SMAK PADANG )
Nama Anggota Kelompok
MARWA 5 :
1.
AFIQ
BAHYFARID ARISTO
2.
NURUL
FADHILLAH
3.
RANDA
NOVA RISKY
Ekstraksi
Bahan Alam
TUJUAN
:
1. Untuk
mengetahui prinsip dari cara kerja ekstraksi bahan alam
2. Untuk
mengetahui ekstrak- ekstrak yang terkandung dalam sampel
3. Agar
siswa memahami prinsip dari cara kerja ekstraksi bahan alam
TEORI DASAR
Ekstraksi merupakan
suatu proses pemisahan bahan aktif dalam sel atau jaringan tanaman yang bersifat
inaktif atau inert dengan menggunakan pelarut yang sesuai dengan polaritasnya.
Proses ekstraksi dimulai adanya penggumpalan ekstrak dalam pelarut. Bahan
ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut maka maka pelarut akan menembus
kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan
konsentrasi lebih tinggi dan terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi
Proses pemisahan tersebut bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan aktif yang
terkandung dalam sel atau jaringan. Bahan aktif dalam tumbuhan tersebut terdiri
dari terpenoid, alkaloid, steroid, flavonoid, atsiri, dan sebagainya.
PRINSIP : ektraksi
atau pemisahan bahan alam dari tumbuhan atau hewan (sampel) menggunakan pelarut
organik panas( polar, semi polar, nonpolar ) yang dilakukan secara
berulang_ulang menggunakan alat soklet.
Pelarut yang digunakan untuk
melarutkan bahan aktif.
Air
|
Etanol
|
Metanol
|
Kloroform
|
Eter
|
Aseton
|
Antosianin
Tannin
Saponin
Terpenoid
Lektin
Polipeptida
|
Tannin
Sterol
Polifenol
Flavonol
Terpenoid
Alkaloid
|
Terpenoid
Saponin
Tannin
Flavon
Polifenol
Xantolin
|
Terpenoid
Flavonoid
|
Alkaloid
Terpenoid
Asam lemak
|
Fenol
Flavonol
|
Adapun metode-metode
yang sering digunakan untuk ekstraksi adalah maserasi, sokletasi, infusi,
digesti, dan perkolasi Metode maserasi merupakan metode yang paling
sering digunakan karena keuntungan metode ini tidak menggunakan pemanasan yang
bisa merusak bahan aktif dalam sel dan menggunakan sedikit pelarut. . Metode
maserasi memiliki kekurangan yakni total senyawa-senyawa ekstraksi yang
melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam
wadah
Adapun metode
ekstraksi dengan menggunakan soklet yakni proses ekstraksi bahan secara
berkesinambungan, cairan pelarut dipanaskan sehingga menguap, uap cairan
pelarut kemudian terkondensasi menjadi molekul-molekul air kemudian melalui
kondensor turun melewati simplisia dalam ekstraktor dan selanjutnya masuk
kembali ke dalam labu penampung setelah melewati pipa sifon
Keuntungan dari
metode sokletasi yakni diperoleh sampel dengan tekstur yang lunak dan yang
tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung, diperoleh hasil ekstraksi yang
lebih banyak, tidak menggunakan filter, menggunakan pelarut yang lebih sedikit
serta pemanasannya dapat diatur. kekurangan metode ini yakni
perubahan suhu dapat menyebabkan kerusakan bahan aktif dalam sampel,
membutuhkan biaya yang lebih banyak, membutuhkan energi yang besar, serta hanya
cocok digunakan dalam skala kecil
ALAT
DAN BAHAN
ALAT
:
BAHAN:
1. Ekstraktor
a)
sampel kunyit
3. Selang
c) etanol
4. Pipet
tetes
d) kertas
saring
5. Erlenmeyer
250ml
e) benang
6. Batu
didih
7. Lumpang
+ alu
8. Heating
mantel
9. Corong
10. Gelas
piala 250ml
11. Labu
Soklet
CARA KERJA :
1. Persiapkan
peralatan dalam keadaan bersih dan kering.
2. Sampel
dicuci dengan air , kemudia dirajang sampai berukuran kecil.
3. Buat
selongsong dengan kertas saring, dan beri kapas sebagai penyumbat didalamnya.
4. Masukkan
sampel kedalam selongsong.
5. Beri
tali pada ujung selongsong.
6. Pasang
dan rangkai alat soklet , dan letakkan diatas heating mantel.
7. Gunakan
labu dasar bulat yang telah diisi batu didih yang telah ditimbang hingga
bobot konstan.
8. Masukkan
selongsong kertas yang telah berisi sampel kedalam tabung soklet.
9. Pasang
dan hubungkan selang pada keran air.
10. Tambahkan
pelarut (n-hexana , etanol ) kedalam tabung soklet hingga labu dasar bulat
berisi pelarut kira-kira 2/3 bagian.
11. Hidupkan
heating mantel dan lakukan proses sokletasi sampai terekstrak seluruhnya,
ditandai dengan pelarut pada ekstraktor sudah tidak pekat lagi.
12. Jika
telah selesai dipisahkan antara pelarut dan ektraknya dengan cara menguapkan
pelarut (menyuling) yang terdapat pada labu destilasi.
13. Pindahkan
kedalam wadah tertutup.
GAMBAR
RANGKAIAN ALAT :
Keterangan:
1.
pendingin gondok
2.
tabung soklet
3.
pipa besar
4.
pipa kapiler
5.
labu soklet
6.
heating mantel
PEMBAHASAN
Setelah dilakukannya analisis atau
ekstraksi di atas dengan menggunakan peralatan dan rangkaian alat yang harus
diperhatikan pemasangannya dan usahakan tidak longgar karena akan
mempengaruhi hasil yang akan didapat.Dalam ekstraksi di atas digunakan sampel
kunyit yang di dalamnya terdapat banyak zat warna dan pelarut yang digunakan
adalah etil eter sehingga waktu yang di butuhkan untuk ekstraksi agak sedikit
lebih lama.
KESIMPULAN
Dari
ekstraksi yang telah di lakukan di dapatkan hasil ekstraksi dari kunyit
dengan menggunakan pelarut etil eter berwarna kuning pekat , tetapi proses
ekstraksi belum selesai karena pada kunyit terdapat banyak zat warna yang
terkandung didalamnya sehingga menyebabkan proses ekstraksi memakan waktu yang
lebih lama , sehingga proses ektraksi diberhentikan.
DAFTAR
PUSTAKA :
1. Sudarmadji,
Slamet, Bambang Haryono, Suhardi, Prosedur untuk analisa bahan makanan
dan pertanian, penerbit Liberty Yogyakarta
2. Sudarmadji
, Slamet, Bambang Haryono , Suhardi,2003, Analisa bahan makanan dan pertanian
edisi ke-2 penerbit Liberty, yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar